Dipenghujung bulan Sya`ban, Rasulullah memberikan tausiyah. Kita dianjurkan untuk memperbanyak 4 hal, yang dua diridhai Allah dan yang dua lagi Allah tidak membutuhkan. Tapi kita amat membutuhkan keempat hal tersebut.
Pertama, fasyahaadatu alLaa Ilaaha Illalloh, memperbaharui Iman kita dengan Tauhid, mentajdid Iman kita, menyegarkan Iman kita, menginasy Iman kita. Memperbaharui akidah kita berarti bagaimana ma`rifat kita kepada Allah semakin dalam. Bagaimana cinta kita kepada Allah semakin kuat, bagaimana rasa takut kita kepada Allah semakin besar. Mentauhidkan Allah berarti bagaimana kita menomer satukan Allah dalam semua urusan kehidupan kita. Selama kita masih memiliki tandingan-tandingan selain Allah, selama itu pula kita akan sulit beribadah kepadaNya. Allah Maha Besar, yang lain kecil. Tidak ada jalan yang lebih tepat untuk menghadiri kebesaran Allah dan keagungan Alah pada diri kita kecuali dengan menempuh jalan berusaha ma`rifat kepadaNya. Berusaha mengenal kepadanNya melalui ayat-ayat kauniyah (ciptaannya yang betebaran di muka bumi) dan ayat-ayat kauliyah yang ada pada Alquran atau hadis. Bacalah Alquran kenali kebesaranNya dengan mentadabburi isinya.
Kedua, watastaghfiruunahu, setelah tajdid iman kita, langkah berikutnya adalah melakukan muhasabah. Sesungguhnya sebanyak apapun amal kita, sekualitas apapun amal kita, dia tidak akan mampu mengimbangi kenikmatan Allah yang diberikan kepada kita. Kalau kita masuk Syurga itu karena Rahmat Allah, karena ampunan Allah SWT. Amal kebaikan kita sendiri akan mendatangkan ampunan Allah SWT. Rasulullah yang dosanya sudah diampuni Allah masih beristighfar setiap hari 70 kali.
Aisyah Ra mengatakan beruntunglah orang yang catatan amalnya banyak diketemukan ucapan Istigfar didalamnya. Rasulpun mengajarkan kepada kita jika kita mendapatkan lailatul qodar maka do`a yang dibaca adalah Allahumma innaka afuwwun, tuhibbul afwa fafuanni artinya Ya Allah, engkau maha pengampun dan cinta pada orang yang mohon ampun, maka ampunilah aku. (hadis diriwayatkan oleh Bukhori). Disaat puncaknya Romadhon yakni saat lailatul qodar, Rasul perintahkan kita untuk istighfar, mohon ampun pada Allah. Marilah kita perbanyak istighfar bukan hanya dengan mulut kita, tetapi juga dengan hati kita dan amal kita. Dengan hati kita berarti kita menyesal dan bertekad tidak mengulangi kesalahan lagi. Dengan amal berarti kita melakukan perbaikan diri dan berusaha konsiten sampai menghadap Allah SWT.
Ketiga, fatas aluunal jannah, memohon kepadaNya Syurga. Kemurkaan besar di sisi Allah jika kita mengatakan tetapi tidak dikerjakan. Memohon syurga kepada Allah dengan pebuatan berarti bagaimana kita merperbanyak amal-amal yang membawa kita kesyurga bukan sebaliknya. Marilah kita berpuasa yang bekualitas, berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar, haus atau nafsu birahi, tetapi juga menahan panca indra dari segala kemaksiatan kepada Allah SWT.
Rasululah besabda berapa banyak oang yang berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Membaca Alquran dengan tartil dan khusu` bukan hanya mengejar target banyaknya bacaan tetapi dengan tetap memperhatikan adab-adab membaca Alquran. Shodaqoh, jadikan bulan Romadhon sebagai bulan sibuk beramal yang berkualitas, aktsarul amal fin nahar wa aktsarul qiyam fillail, banyak beramal ketika siang dan banyak menghidupkan di waktu malam. Perang badar tejadi pada bulan Ramadhan, jadi bulan ramadhan bukan bulan lemah atau bulan dispensasi amal, tetapi bulan kaya akan amal. Malam bagaikan rahib, siang bagaikan singa (sibuk beramal).
Keempat, Wantauudzuuna bihi minannar, berlindung dari neraka. Sukses hidup adalah ketika kita terbebas dari api neraka dan masuk kedalam syurga. Meninggalkan larangan Allah sungguh lebih berat dari mengerjakan perintah Allah SWT. Maka diperlukan kesabaran, dibulan puasa ini kita dilatih kesabaran untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT. Berlindung dari api neraka berarti kita meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kita masuk ke neraka.
Rasulullah bersabda, yang paling banyak menyebabkan orang masuk neraka adalah antara dua bibir dan dua paha, yakni mulut dan menjaga birahi. Maka supaya romadhon kita benar-benar untuk menghasilkan taqwa dan dapat tehindar dari api neraka, yang bukan hanya kita ucapkan tetapi kita buktikan dengan pebuatan, maka mari kita puasakan diri kita dari semua kemungkaran dan kemaksiatan pada bulan puasa ini. Kalau kita mampu menahan diri dari yang halal, maka Insya Allah kita akan mampu menahan diri dari yang haram. Allah befirman, barang siapa yang mengenal Allah dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka baginyalah syurga. Maka bulan puasa ini adalah latihan kita untuk menjauhkan diri dari pebuatan maksiat. Latihan kita ini kita lanjutkan terus walaupun ramadhon telah belalu. (NF)
Maka mari kita perbanyak membaca "Asyhadu alLaa Ilaaha Illallah, astaghfirullah, as aluukal jannah, wa-a'uudzu bika minannar"
Semoga Amal ibadah kita dibulan ini diridhoi oleh Allah SWT. Amiin.....
Pertama, fasyahaadatu alLaa Ilaaha Illalloh, memperbaharui Iman kita dengan Tauhid, mentajdid Iman kita, menyegarkan Iman kita, menginasy Iman kita. Memperbaharui akidah kita berarti bagaimana ma`rifat kita kepada Allah semakin dalam. Bagaimana cinta kita kepada Allah semakin kuat, bagaimana rasa takut kita kepada Allah semakin besar. Mentauhidkan Allah berarti bagaimana kita menomer satukan Allah dalam semua urusan kehidupan kita. Selama kita masih memiliki tandingan-tandingan selain Allah, selama itu pula kita akan sulit beribadah kepadaNya. Allah Maha Besar, yang lain kecil. Tidak ada jalan yang lebih tepat untuk menghadiri kebesaran Allah dan keagungan Alah pada diri kita kecuali dengan menempuh jalan berusaha ma`rifat kepadaNya. Berusaha mengenal kepadanNya melalui ayat-ayat kauniyah (ciptaannya yang betebaran di muka bumi) dan ayat-ayat kauliyah yang ada pada Alquran atau hadis. Bacalah Alquran kenali kebesaranNya dengan mentadabburi isinya.
Kedua, watastaghfiruunahu, setelah tajdid iman kita, langkah berikutnya adalah melakukan muhasabah. Sesungguhnya sebanyak apapun amal kita, sekualitas apapun amal kita, dia tidak akan mampu mengimbangi kenikmatan Allah yang diberikan kepada kita. Kalau kita masuk Syurga itu karena Rahmat Allah, karena ampunan Allah SWT. Amal kebaikan kita sendiri akan mendatangkan ampunan Allah SWT. Rasulullah yang dosanya sudah diampuni Allah masih beristighfar setiap hari 70 kali.
Aisyah Ra mengatakan beruntunglah orang yang catatan amalnya banyak diketemukan ucapan Istigfar didalamnya. Rasulpun mengajarkan kepada kita jika kita mendapatkan lailatul qodar maka do`a yang dibaca adalah Allahumma innaka afuwwun, tuhibbul afwa fafuanni artinya Ya Allah, engkau maha pengampun dan cinta pada orang yang mohon ampun, maka ampunilah aku. (hadis diriwayatkan oleh Bukhori). Disaat puncaknya Romadhon yakni saat lailatul qodar, Rasul perintahkan kita untuk istighfar, mohon ampun pada Allah. Marilah kita perbanyak istighfar bukan hanya dengan mulut kita, tetapi juga dengan hati kita dan amal kita. Dengan hati kita berarti kita menyesal dan bertekad tidak mengulangi kesalahan lagi. Dengan amal berarti kita melakukan perbaikan diri dan berusaha konsiten sampai menghadap Allah SWT.
Ketiga, fatas aluunal jannah, memohon kepadaNya Syurga. Kemurkaan besar di sisi Allah jika kita mengatakan tetapi tidak dikerjakan. Memohon syurga kepada Allah dengan pebuatan berarti bagaimana kita merperbanyak amal-amal yang membawa kita kesyurga bukan sebaliknya. Marilah kita berpuasa yang bekualitas, berpuasa bukan hanya sekedar menahan lapar, haus atau nafsu birahi, tetapi juga menahan panca indra dari segala kemaksiatan kepada Allah SWT.
Rasululah besabda berapa banyak oang yang berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Membaca Alquran dengan tartil dan khusu` bukan hanya mengejar target banyaknya bacaan tetapi dengan tetap memperhatikan adab-adab membaca Alquran. Shodaqoh, jadikan bulan Romadhon sebagai bulan sibuk beramal yang berkualitas, aktsarul amal fin nahar wa aktsarul qiyam fillail, banyak beramal ketika siang dan banyak menghidupkan di waktu malam. Perang badar tejadi pada bulan Ramadhan, jadi bulan ramadhan bukan bulan lemah atau bulan dispensasi amal, tetapi bulan kaya akan amal. Malam bagaikan rahib, siang bagaikan singa (sibuk beramal).
Keempat, Wantauudzuuna bihi minannar, berlindung dari neraka. Sukses hidup adalah ketika kita terbebas dari api neraka dan masuk kedalam syurga. Meninggalkan larangan Allah sungguh lebih berat dari mengerjakan perintah Allah SWT. Maka diperlukan kesabaran, dibulan puasa ini kita dilatih kesabaran untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT. Berlindung dari api neraka berarti kita meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kita masuk ke neraka.
Rasulullah bersabda, yang paling banyak menyebabkan orang masuk neraka adalah antara dua bibir dan dua paha, yakni mulut dan menjaga birahi. Maka supaya romadhon kita benar-benar untuk menghasilkan taqwa dan dapat tehindar dari api neraka, yang bukan hanya kita ucapkan tetapi kita buktikan dengan pebuatan, maka mari kita puasakan diri kita dari semua kemungkaran dan kemaksiatan pada bulan puasa ini. Kalau kita mampu menahan diri dari yang halal, maka Insya Allah kita akan mampu menahan diri dari yang haram. Allah befirman, barang siapa yang mengenal Allah dan menahan diri dari hawa nafsunya, maka baginyalah syurga. Maka bulan puasa ini adalah latihan kita untuk menjauhkan diri dari pebuatan maksiat. Latihan kita ini kita lanjutkan terus walaupun ramadhon telah belalu. (NF)
Maka mari kita perbanyak membaca "Asyhadu alLaa Ilaaha Illallah, astaghfirullah, as aluukal jannah, wa-a'uudzu bika minannar"
Semoga Amal ibadah kita dibulan ini diridhoi oleh Allah SWT. Amiin.....
Ade : Abang Bangga samo Ade!! Blog yang baik
BalasHapusImam Ahmad al Turmidi dan Al Baihaqi meriwayatkan daripada Ummi Imrah : Sesungguhnya orang yang berpuasa apabila makan sentiasalah malaikat berselawat ke atasnya sehingga selesai makanannya.
terima kasih bang....
BalasHapusbaru belajar bang, mohon kritik dan saran supaya bisa lebih baik.....